Cara Melihat Tukang Bangunan Yang Profesional dan Amatir

Renovasi rumah atau membangun rumah pasti dulu menjadi harapan tiap tiap orang untuk memiliki hunian yang nyaman. Setelah proses konsultasi bersama Arsitek, bahas desain bersama khusyuk sampai teliti anggaran biaya yang ditargetkan. Maka langkah berikutnya adalah mencari pelaksana atau kontraktor yang bisa mengerjakan rancangan rumah tersebut.

Kontraktor lalu bakal memandang keperluan apa yang semestinya bakal dipersiapkan untuk mengakomodasi permohonan sang Arsitek dalam desain yang dituangkannya. Dan sesudah semua siap, maka mulailah proses membangun.

Salah satu penggerak dalam kesibukan membangun berikut adalah manpower atau bahasa lazimnya adalah Tukang. Banyak jenis-jenis tukang bersama keahlian masing-masing dalam satu proyek. Kali ini saya bakal membagikan semacam tips mengenai langkah memandang tukang bangunan yang profesional dan amatir.

Mungkin inspirasi ini ngga semua orang melihatnya sebagai suatu hal yang penting-penting amat. “Toh kecuali saya (owner) ngga sesuai bersama hasil kerjanya tinggal komplain ke kontraktornya…”. Boleh, komplain itu ngga dilarang.

Namun sama halnya bersama proses desain jasa tukang proses membangun itu terhitung tersedia seninya. Dan mereka para pekerja itu terhitung berhak untuk dihargai dalam berkarya, berpeluh-penat membangun rumah yang terhitung bukan rumah mereka sendiri.

Jadi bersama landasan tersebut, kecuali kalian bisa memandang para pekerjanya sesuai potensi yang dimiliki, harapannya justru bakal menambahkan kebaikan pada pemilik proyek. Kesimpulannya adalah owner bakal terasa lebih suka gara-gara memandang hasil yang berkualitas, selesai tepat waktu, tidak over budget, dsb.

Nah, berikut ini adalah sebagian ciri-ciri tukang yang bisa kalian amati untuk membedakan apakah tukang berikut profesional atau masih amatiran:

1. Tukang Batu

Predikat tukang batu ini cakupannya luas, gara-gara keahlian mereka itu terasa berasal dari gali tanah, membuat pondasi sederhana, ngecor, sampai pakai bata dan plaster aci. Yang kita memperhatikan adalah tahapan sesudah pondasi dan ngecor-ngecor, yaitu proses pakai bata dan seterusnya. Kalau di kontraktor namanya tahapan finishing. Di tahap ini kita bisa pantengin tuh, mana tukang yang bagus dan mana yang engga.

Pasang bata, plaster, dan aci itu membutuhkan adukan semen dan pasir, atau kecuali dindingnya memanfaatkan bata ringan biasanya memanfaatkan mortar gara-gara lebih praktis. Tapi kendati memanfaatkan semen dan mortar cirinya selamanya sama, coba amati dan bandingkan 2 tukang.

Kalian hitung volume yang bisa dicapai mereka dalam sehari. Tukang yang tergolong bagus dalam sehari semestinya bisa menempatkan dinding bata lebih berasal dari 6m2, kecuali memanfaatkan bata ringan semestinya lebih berasal dari 10m2.

Begitu terhitung disaat proses plaster aci, tukang yang bagus bisa menutup dinding bersama plaster sekurang-kurangnya 6m2. Dan satu kembali yang paling penting, kalian amati dan bedakan berasal dari pakaian. Kalau tukang yang bagus, selesai ngerjakan satu bagian dinding dia selamanya rapi dan ngga banyak kena semen. Tapi kecuali tukang amatir, selesai ngerjakan satu bagian dinding semennya belepotan dimana-mana.

 

2. Tukang Kayu

Yang ke dua adalah tukang kayu, lingkup pekerjaannya terasa berasal dari pakai rangka atap sampai pakai kusen pintu dan jendela. Tukang kayu yang spesialis interior memiliki keahlian yang lebih tertentu lagi, menjadi semacam beda jurusan namun satu fakultas. Skill mereka ditujukan untuk mengerjakan hal-hal yang tentang bersama fit out dan furniture.

Diantara semua skill tukang kayu di proyek, tersedia pelajaran basic yang mereka sama-sama perlu menguasai. Yaitu merakit dan menempatkan kusen pintu dan jendela beserta daunnya.

Nah, bagian ini yang kalian bisa amati bersama mudah.
Sebuah daun pintu yang lazim biasanya terdiri berasal dari rangka atau disebut slimar, dan badan penutup rangka tersebut. Lebar slimar sekurang-kurangnya 15cm, gara-gara untuk keperluan rumah kunci (lockcase).

Slimar di bagian bawah perlu lebih besar berasal dari yang lainnya, gara-gara bermanfaat untuk menghambat beban pintu sehingga awet ngga ringan anjlok atau turun disaat nantinya telah terpasang engsel. Pekerjaan tukang kayu yang bagus adalah di perlakuan sambungan-sambungan tersebut. Jika sambungannya rata dan memanfaatkan tehnik yang benar maka hasilnya bakal terlihat secara kasat mata. Bahkan orang awam hampir pasti bisa membedakan tukang kayu pro dan amatir.

Satu kembali berasal dari langkah menempatkan kusen di openingan. Umumnya tukang kayu membuat ukuran kusen sedikit lebih kecil berasal dari ukuran openingan, biasanya dikurangi 5mm keseluruhan. Atau disaat openingan belum dibuat, maka tukang kayu bakal berdamai bersama tukang batu, apakah openingan yang bakal dibikin lebih besar sedikit atau kusennya dibikin lebih kecil sedikit.

Jadi ngga bisa press, gara-gara pasti ngga bisa masuk. Tukang kayu yang tidak cukup bagus seringkali tidak menghiraukan hal-hal tersebut. Hasilnya bisa dilihat nantinya antara kusen lebih besar berasal dari openingan, atau celah antara openingan dan kusen amat besar. Kelemahan-kelemahan tukang kayu layaknya ini yang sebaiknya diantisipasi bersama segera, sehingga tidak menyusahkan team finishing berikutnya.

 

3. Tukang Gypsum

Sebelum kita menempatkan penutup lantai, normalnya kita bisa pakai plafond dulu. Kenapa?, gara-gara urutannya sebenarnya begitu. Jadi kecuali keramik lantai dipasang duluan, walhasil nanti banyak keramiknya rusak ketiban palu, tang, obeng, kena las-lasan, dsb.

Tukang gypsum yang bagus itu cirinya bisa dilihat berasal dari lanjutan antar gypsum. Coba kalian amati plafond atau bidang yang memakai bahan gypsum. Tukang gypsum bakal memanfaatkan cornice atau bahasa tukangnya Kompon untuk menutup celah antar lanjutan papannya.

Kalau langkah aplikasi komponnya mulus artinya telah pro, sedang yang amatir komponnya terlihat kasar.Setali tiga uang bersama kompon, tukang gypsum yang pro bisa merakit rangka penggantung bersama benar. Darimana kita paham benar apa tidaknya adalah berasal dari hasil disaat papan gypsumnya telah terpasang.

Sebelum plafond gypsum di cat, tembak memanfaatkan senter atau kasih sorot lampu, kecuali 90% flat itu artinya bagus, namun kecuali terlihat bergelombang artinya tukangnya perlu jam terbang yang lebih banyak. Prinsipnya, kemampuan tukang gypsum itu adalah di cornice dan keahlian pakai rangka, makin lama jago biasanya harga jual dirinya makin lama mahal.

 

4. Tukang Keramik

Urut-urutan skill tukang finishing tertentu bab ini berasal dari yang paling tinggi adalah: Tukang marmer, tukang marmer dibagi kembali menjadi marmer ukuran slab (ukuran lembaran besar-besar), dan ukuran non slab (mulai ukuran 10x10cm sampai 60x120cm). Lalu Tukang keramik, yang dibagi kembali menjadi tukang keramik yang bisa pakai dinding dan tukang keramik yang pakai lantai.

Berdasarkan jenis keramik terhitung dibedakan kembali menjadi keramik jenis HT (Homogenous Tiles) biasanya ukuran 60×60, dan keramik jenis standard yang ukurannya terasa berasal dari 20×20, 30×30, sampai 40×40. Jadi, tukang marmer pasti bisa pakai keramik, dan tukang keramik belum pasti bisa pakai marmer
Kalau rela mengamati tukang keramik yang bagus atau ngga, itu adalah berasal dari naat dan hasil potongan bahan keramiknya.

Tukang keramik yang bagus pemasangan keramiknya seamless atau mulus. Dalam artian adalah pemasangannya ngga tersedia yang tidak serupa ketinggian (nyisil), naat-nya terhitung setarikan garis lurus, ngga zig-zag, terhitung antara skirting dan lantai naatnya ketemu.

Dan tukang keramik yang bagus membawa perhitungan untuk membagi ruangan sebelum memasang, memperhitungan las-lasan (sisa keramik yang berada di bagian ujung gara-gara ngga bisa utuh) dan juga penempatan start point (lembar pertama yang dijadikan acuan) untuk obyek estetika dan efektifitas.

 

5. Tukang Cat

Yang terakhir, biar ngga kepanjangan tulisannya. Adalah tukang cat.
Sentuhan terakhir yang bakal pengaruhi segala sesuatunya menjadi wow adalah disaat tukang cat telah masuk. Secara psikologis begitu, layaknya transisi yang tiba-tiba, gara-gara mata kita miliki kebiasaan memandang suasana bangunan yang masih abu-abu (grey building) dan tiba-tiba dikasih warna. Itu adalah suatu hal banget.

Meskipun dibilang tukang cat, dan semua orang bisa ngecat. Tapi ngga semua orang profesional. Urutan skill tukang cat berasal dari bawah adalah, tukang cat tembok biasa, lalu tukang cat yang bisa tekstur, lalu tukang cat motif, dan terakhir tukang cat yang bisa beragam finishing kayu.

Cara memandang tukang cat yang bagus itu gampang. Yang paling bisa dilihat adalah berasal dari hasil cat di bidang datar yang luas, kecuali masih terlihat berbayang artinya catnya ngga rata.

Namun tersedia pula sebabnya permukaan yang telah dicat berikut tidak rata, keliru satunya gara-gara proses pengecatannya tidak selesai dalam satu waktu. Jadi kecuali tersedia bidang yang luas, sebisa bisa saja minta ke tukang cat untuk menyelesaikannya sekali waktu. Biar ngga belang.

Yang kedua, sama bersama tukang batu. Tukang cat yang pro dan yang amatir bisa dilihat berasal dari pakaiannya.

Tukang cat yang amatir kecuali habis kerja pasti kucel, berasal dari bawah sampai rambutnya banyak kena cat. Tapi kecuali yang telah ahli pasti memiliki kemampuan untuk seminimal bisa saja tidak mengotori dirinya sendiri. Itu gara-gara tukang cat berikut dulunya terhitung begitu, sebelum pro.

Nah, itulah tips membuat kalian untuk memandang tukang yang profesional dan amatir. Semoga bersama kalian bisa mengamati tukang-tukang yang ahli pada masing-masing lingkup pekerjaannya bisa menopang proses membangun menjadi lebih menyenangkan.