Pernahkah terlintas di benak kami bervariasi langkah sarana sosial terkait di dalam kehidupan sehari-hari kita? Ini tambah nyata kami alami sepanjang setahun terakhir; sarana sosial terbukti jadi alat komunikasi perlu untuk terkait dengan keluarga dan teman, menyediakan pertolongan sosial melalui komunitas daring, dan mendapat jawaban cepat dari pertanyaan mendesak teman kita.
Di dunia, sebelum akan pandemi, diperkirakan 3,4 miliar orang gunakan sarana sosial dan angka ini terus meningkat tiap tahunnya. Namun, langkah kami gunakan sarana sosial sanggup pilih apakah kami bakal memperoleh efek positif atau negatif di dalam hidup kita.
Penelitian tentang pemakaian sarana sosial terhitung di kalangan remaja dan dewasa membuktikan jalinan positif, jika terdapatnya rasa ikatan dengan pengguna lain dan akses pada informasi. Namun, akibat negatif terkait kesehatan mental, terhitung depresi dan problem kecemasan, terhitung ditemukan.
Penelitian kami fokus pada bagaimana teknologi digital merubah prilaku manusia, dan bagaimana kami sanggup gunakan teknologi ini untuk meningkatkan kesehatan kita.
Perbandingan sosial dan sarana sosial
Ungkapan “comparison is the thief of joy” (membanding-bandingkan bakal menyebabkan kerusakan kegembiraan) berlaku terhitung di pemakaian sarana sosial. Peneliti udah menemukan jalinan antara pemakaian sarana sosial dan FOMO (fear of missing out atau was-was ketinggalan) dan pembandingan sosial seperti agency tiktok indonesia.
Karena sarana sosial adalah suatu hal yang relatif baru, penelitian terkait pemakaian teknologi digital ini untuk kesehatan terhitung baru muncul. Misalnya, tersedia riset menarik yang mendalami pemakaian sarana sosial di dalam wujud aplikasi interaktif (apps) untuk berkomunikasi dan menunjang orang-orang mencapai target-target pribadi dan menjaga kesehatan jiwa dan raga.
Karena COVID-19 membawa dampak peningkatan masalah kesehatan mental, maka perlu supaya kami jadi pengguna sarana sosial yang menyadari supaya sanggup menggunakannya secara positif dan efekftif.
Tips untuk mendapat pengalaman online yang positif
Berdasarkan terhadap apa yang kita ketahui dari penelitian-penelitian yang sudah ada, tersedia cara-cara yang kita mampu jalankan waktu ini untuk membantu mengelola fasilitas sosial di dalam hidup kita.
1. Pengingat waktu sosial: Gunakan timer atau aplikasi penghitung waktu untuk menghalangi pemanfaatan fasilitas sosial berlebihan. Alat bantu ini bermanfaat untuk kesegaran mental karena penelitian perlihatkan bahwa menghalangi pemanfaatan fasilitas sosial tidak lebih dari 30 menit sehari mampu kurangi perasaan kesepian dan depresi. Hal ini mampu kita jalankan sesederhana bersama menempatkan pengingat, atau mengfungsikan aplikasi layaknya Forest atau Space.
Menetapkan pembatasan pemanfaatan fasilitas sosial mampu tingkatkan produktivitas terhitung – fasilitas sosial mampu menjadi pengganggu di dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan tugas-tugas akademik.
2. Aktivitas sosial: Ingatlah untuk tidak terus menerus menatap layar. Salah satu langkah adalah merubah pengaturan dan mematikan notifikasi aplikasi, menyembunyikan aplikasi di di dalam folder, atau bahkan menghapus aplikasi.
Terapkan kegiatan bebas-dari-layar melalui kegiatan fisik reguler, yang terhitung membantu menahan ketergantungan terhadap fasilitas sosial. Meningkatkan kegiatan fisik dan menggunakan lebih banyak waktu aktif di luar ruang terhitung mampu membantu kurangi stres dan depresi.
3. Cemilan sosial: Ini bukan perihal nikmati cemilan sambil menelusuri fasilitas sosial! Jika makanan mampu digolongkan terhadap makanan tinggi nutrisi (misalnya apel dan wortel) yang baik untuk tubuh, dan makanan rendah nutrisi (misalnya gorengan dan permen) yang tidak begitu baik bagi tubuh, maka fasilitas sosial mampu kita golongkan secara serupa: tersedia kegiatan fasilitas sosial yang baik untuk kita dan tersedia yang tidak baik.
Usahakan untuk mengfungsikan fasilitas sosial bersama langkah yang mengimbuhkan kita perasaan positif atau punyai tujuan berguna. Penggunaan fasilitas sosial yang produktif dan positif kalau untuk berkomunikasi bersama teman-teman dan keluarga yang suportif, atau untuk melacak informasi berguna. Sebelum berinteraksi di fasilitas sosial, berhati-hatilah supaya tidak share berlebihan (overshare) atau membuat postingan di waktu khawatir atau stres karena mampu membuat pengalaman fasilitas sosial yang negatif.
4. Pertanggungjawaban sosial: Kita perlu bertanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain atas pemanfaatan fasilitas sosial kita. Ini mampu berarti berharap bantuan keluarga, teman, dan kawan kerja yang kita percayai untuk membantu mengingatkan kita jikalau kita sibuk bersama layar ponsel waktu bersama mereka. Atau, kita mampu terhitung mengfungsikan aplikasi pengawasan fasilitas sosial di ponsel kita untuk menentukan tujuan-tujuan kita di dalam bermedia sosial dan mengfungsikan aplikasi untuk mencatat kemajuan kita.
Kita perlu berasumsi fasilitas sosial sebagai sebuah alat yang membutuhkan sedikit pelatihan supaya kita mampu menggunakannya bersama baik. Dengan melacak strategi yang cocok bersama kita untuk mengelola penggunaannya, kita mampu meraih hubungan yang positif dan sehat melalui fasilitas sosial.